Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

BELAJAR dari Setiap PERJUMPAAN

Picture by Ojan Pandu Digital hidup itu kompleks. untuk itu, kita  perlu belajar dari setiap jengkal pengalaman orang-orang di sekitar JUMPA orang biasa-biasa saja, saya selalu  nge-dapetin hal baru, pengalaman baru. Apalagi bila jumpa orang-orang yang memang punya pengalaman. Juga sukses pada bidang yang ditekuninya. Pengalaman itu saya dapeti lagi saat jumpa salah satu kondidat doktor, yaitu Supiandi. Saya jumpa Kedai Coffe Tua Kawa Mataram. Lokasi kafe milik mantan politisi PKS Fahri Hamzah itu tak jauh dari kampus peradaban bangsa UNU NTB. "Pak Andi," demikian saya dan rekan2 di satu fakultas kampus peradaban bangsa--sering menyapa dia. Agak beda dg yg kerap disematkan rekan saya bos Yakub Ma'arif pada pak Supiandi. Pria brewok itu kerap menyapa pak Supiandi dengan panggilan abang.  "Bang Andi," kira kira begitu. Saya ngerasa, pertemuan siang itu special. Selain waktu dan tempatnya yg dadakan--pun tak nyangka bisa nyerap ilmu dan pen

Bule' Asyik Baca BUKU

Ilustrasi, Unk. (dokumen pribadi. GAMBAR di atas ini saya abadikan, sepulang membunuh waktu ke Gili Air beberapa waktu lalu. Sembari menggendong si kecil anak saya : Rafal En-Nakfi Masyhur, saya berusaha mengambil gambar terbaik seorang Bule yang sedang asyik membaca buku di tengah kerumunan orang. sayang--hasilnya, jauh dari bagus. Melihat dia asyik membaca, sementara yang lain sibuk dengan gedget sembari ngantri perahu 'But' yg segera menuju Bangsal, Ngiang kembali di pikiran ini, kata-kata seorang Jim Rohn. Jim bilang, " Membaca sangat penting bagi mereka yang berusaha untuk melampaui di atas yang biasa-biasa.”  Jim Rohn ini seorang speaker terkenal Amerika, penulis buku terlaris dan kursus video pengembangan pribadi. Pidato dan buku-bukunya sukses bikin banyak orang sadar akan potensi mereka dalam mencapai kesuksesan. Sebuah kesuksesan tak hanya dalam kehidupan, tetapi juga dalam bisnis. Betapa pentingnya aktivitas membaca itu. Saking pentingnya, Tuhan bert

1 Muharram dan Ujian Hidup yang Terlalu Indah Itu

Ilustrasi Foto : bersama kepala desa (Pemdes) Sama Guna Kabupaten Lombok Utara, dan Pandu Digital, saat berbagi cerita seputar pemberdayaan desa dan era serba digital. Kamis (13/7/2023). ilustrasi : blogger  ADA saja cerita, kisah yang bikin kita terharu, sedih, ngerasa prihatin yang mendalam, atas apa yang dialami saudara-saudara di sekitar kita. Saudara dan sahabat kita itu, mereka : ada yang ditabrak lari, kalah telak dalam pemilihan kepala desa sementara uang puluhan juta untuk kampanye ludes. Selain dari itu, ada juga sahabat kita yang tertipu klien, usahanya bangkrut. Saya juga mendengar ada sahabat yang ditinggal suami, hingga akhirnya terpaksa cerai. Tidak terhenti di situ, kedua pasangan suami-istri gugat menggugat. Dan banyak lagi kisah-kisah lain. Dan denger kisah, cerita prihal itu semua bikin air mata menetes. Yang terbaru, seorang saudara kita babak belur dihajar massa, gegara dugaan ini, itu. Benar-tidaknya, masih tahap klarifikasi dan penyelesaian. Mudahan

Yuk Kita Bahagia

Sekaput lupis dan injil dalam balutan gula merah, Sabtu pagi ini SAYA termasuk orang yang tidak neko-neko untuk urusan makanan. Apa yang ada, pasti saya sikat. Yang saya pilah-pilih itu palingan rokok. Itu pun kalau ada. Kalau lagi gak ada, ya disinilah istilah substitusi (dalam science of economic ) jadi pilihan. Maka, lintingan pun jadi. Sabtu (08/7) pagi yang indah ini, menikmati segelas kopi madu hangat berteman sekaput Lupis plus injil dalam balutan gula merah yang segar. hehe . Kalau di saya, ini jelas suatu kemewahan. Saya pikir praktik syukur yang harus terus saya biasakan. Dan mesti saya warisi pada dua anak saya. Kalau untuk merasa mewah dalam hal sederhana saja, kita ribet, bagaimana untuk hal-hal lain. Dalam konteks ini, sama Anda menggantungkan kebahagiaan pada orang lain, pada benda, bukan pada diri anda. Konsep konsumsi dalam ekonomi Islam ya, seperti itu. Duhh..betapa ribetnya kan !! kalau untuk bahagia saja, anda mesti punya ini dan itu...Tapi ya sudahla

Saya dan Buku 'Kesedihan'

buku karya Kuntowijoyo tetek bengek yang berurusan dengan buku yang saya baca malam itu meninggalkan kesedihan BERSAMA buku bagus, kren, dan sebungkus rokok Aslah menanti larut dalam dinginnya 'malam'.  Sementara, di dalam kamar 'sana' Kedua anakku tercinta bersama Ibunnya asyik bermain. Hingga dari luar dan jarak saya duduk, ketawa mereka bertiga kudengar renyah dan lucu sekaligus memggelikan. Buku yang saya pelototin ini, menurut saya pribadi adalah buku kren. Karya Kuntowijoyo ini sangat ilmiah. Bedanya, ditulis gaya populer. Renyah, enak dibaca. Buku ini, dulu...dulu sekali,--awalnya saya baca di Perpusda NTB. Tertarik isinya, saya pesen pada seorang kawan baik yg sedang studi master di UGM.  Mantengin buku ini, bikin saya sedih. Meneteskan air mata. Sebab : kawan baik yang membelikan buku itu sudah lama meninggal. Prihal kawan saya itu, Namanya Muhammad Yasin. Ia pria kelahiran Lotim. Saya kenal dia cukup lama. Semasa kuliah di IAIN (sekarang UIN Matara