Picture by Ojan Pandu Digital
hidup itu kompleks. untuk itu, kita perlu belajar dari setiap jengkal pengalaman orang-orang di sekitar
JUMPA orang biasa-biasa saja, saya selalu nge-dapetin hal baru, pengalaman baru. Apalagi bila jumpa orang-orang yang memang punya pengalaman. Juga sukses pada bidang yang ditekuninya.
Pengalaman itu saya dapeti lagi saat jumpa salah satu kondidat doktor, yaitu Supiandi. Saya jumpa Kedai Coffe Tua Kawa Mataram. Lokasi kafe milik mantan politisi PKS Fahri Hamzah itu tak jauh dari kampus peradaban bangsa UNU NTB.
"Pak Andi," demikian saya dan rekan2 di satu fakultas kampus peradaban bangsa--sering menyapa dia. Agak beda dg yg kerap disematkan rekan saya bos Yakub Ma'arif pada pak Supiandi. Pria brewok itu kerap menyapa pak Supiandi dengan panggilan abang.
"Bang Andi," kira kira begitu.
Saya ngerasa, pertemuan siang itu special. Selain waktu dan tempatnya yg dadakan--pun tak nyangka bisa nyerap ilmu dan pengalaman ttg banyak hal dari pria lulusan kampus UGM itu. Mulai dari bagaimana melakukan negosiasi utk ekspor dan impor, trik jitu mengelola bisnis, bagaimana mengorganize suatu event2 lokal hingga nasional serta banyak yg lainnya.
Bagi saya, apa yang ia ceritakan ke saya, bukan teori belaka, melainkan berangkat dari pengalaman dan aksi nyatanya berkhidmat di berbagai lembaga swasta dan pemerintah. Penampilannya yg low profile, dan gaya bicaranya yang apik, seperti mencerminkan sosoknya yang cermat dan seksama bila hendak mengeksekusi suatu job dari orang yang mengamanahinya. Beda dengan saya yg terlalu lamban, tersebab, masih sering menghabiskan waktu melamun memandangi senja yg tak habis-habisnya membuat sy terpesona betapa indahnya ciptaan Allah itu.
Dua kata buat dia : praktisi dan akademisi yang sungguh2. Dua gelar itu, melekat ke dia. Aspek praktisi pada pria dua anak itu, tampak pada keterlibatannya dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui program2 yang ia eksekusi bersama rekan2nya di BI. Juga keterlibatannya dalam beragam aksi. Mulai dari pemberdayaan, pendampingan UMKM, pendampingan takmir masjid, mawar emas, program literasi digital, dan sederet program lainnya. Sementara dilihat dari sisi akademik, ia produktif menulis di berbagai jurnal, baik berbahasa Inggris dan jurnal berbahasa Indonesia. Sebuah kemampuan yg tentu tidak banyak dimiliki orang, termasuk saya. Tambahan lagi, meski dikejar bahkan disergap kesibukan ngurus pekerjaan dan ngayomi keluarga kecilnya, ia masih sempat menorehkan ide dan gagasannya dg menulis buku. Yg saya tahu, dua buah buku, lahir dari kepalanya. Yaitu "Pengantar Bisnis Digital". Satunya lagi, sebuah judul Buku yang mengulas hal ikhwal mengatur keuangan pribadi dan keluarga. Sayangnya, dua buku miliknya itu belum ada di tangan saya. Itu saja.
Pendek kalimat : Saya selalu seneng bisa jumpa seseorang. Selain ditraktir ngopi, umur juga terus bertambah. Semoga bisa jumpa lagi dg orang2 hebat, yg ikhlas sharing kisah, cerita, dan pengalaman. Pokoknya, berbagi ilmu dech.
Saya bergeser, ketika mentari di luar sana menembus bening kaca, hingga mengenai tubuhku. Dan, angin sepoi-sepoi menyusup lewat lubang jendela menguping obrolan kami. Apapun itu, tetap sehat dan berkah untuk semua kita.
Hidup itu selain pilihan, selain indah tetapi juga kompleks. Karena itu, kompleksitas itu harus dibangun dengan banyak pendekatan. So, di sinilah letak pentingnya bahwa "kita perlu belajar dari setiap jengkal pengalaman orang-orang di sekitar".
Komentar
Posting Komentar