Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Bermedsos Ria

Di medsos kita bisa sesuka kita menulis, mengupload gambar, menshare dan membagikan postingan orang. Lebih dari itu kita bisa juga kirim komentar. Entah komentar itu bernada biasa, bercanda. Juga komentar serius (positif-negatif) terhadap apa yang diposting orang lain. Di medsos, kita bisa bertindak sesuka itu. Hampir tak ada yang melarang. Hanya saja di beberapa postingan tertentu, apa yang kita posting, tidak bisa dilihat oleh orang lain. Karena kita tak ingin menunjukkannya ke publik. Dari apa yang ditulis, dishare, diupload dan dibagikan si pemilik akun, seseorang bisa melihat dan memberikan penilaian pada diri si pemilik akun. Tentu saja penilaian kita boleh jadi benar, bisa juga keliru. Suka, tidak suka, anda tentu harus bisa menerima penilaian itu, sebab standar yang dijadikan penilaian adalah rekam jejak postingan demi postingan yang anda share tiap waktu. Alhasil bagaimana anda memanfaatkan akun medsos milik anda, dan dilihat oleh ratusan bahkan ribuan orang, telah mencerminka

Kunci kemajuan ada pada literasi

ilustrasi, inisiatif blogger Jika badai dan angin bertiup kencang, sekokoh apapun tembok yang kau dirikan, sekuat apapun kayu, besi kau tancapkan, potensi ia roboh itu pasti. Begitu roboh lalu lenyap dan enyah menjadi puing. Sebentar kemudian terbang dibawa angin. Hal serupa mungkin dialami, saat menyulut sebatang rokok, tersebab angin kencang yang menerpa dari berbagai arah, rokok pun sulit terbakar. BACA JUGA : menulis ingatan Apa menariknya? Dari situ kita bisa belajar, letak pentingnya taktik dan strategi. Tanpa itu, saya, anda bahkan kita semua, tak bisa meraih apa yang hendak dituju dalam hidup yg sesaat 'numpang minum' ini. Strategi itu adalah kunci Anda siap tarung di pildes, pileg, pilgub, dan persaingan merebut kuasa? Anda ingin usaha sukses? Anda ingin menaklukan hati seorang gadis yang kau puja? Anda ingin segala-galanya?? Iya salah satu kuncinya, ya itu: taktik dan strategi. Bisa didapatkan dimana dua hal itu?. Seorang akan mendapatinya

Main-main dengan PREDIKSI

Prediksi, ilustrasi : sempatbaca.com _______________________________________ Hal sepele yg sering sy lakukan ketika ada kompetisi seperti perebutan ketua atau musim Pileg adalah menebak nebak siapa yang akan menang. Tebakan itu tak saya lakukan dg riset segala. Palagi survei ketat. Yang saya lakukan, hanya membaca rekam jejak kondidat sejauh pengetahuan saya prihal figur/sosok yg sy unggulkan. Lalu membandingkannya dg pesaingnya. Setelah itu, lalu sy tarik satu kesimpulan; bahwa si Fulan akan menang. Itu saja. Tidak lebih.  Sistem menebak2/prediksi itu bagi sy penting. Terlebih kita tak perlu merogoh uang, atau melakukan cara2 ribet n rigid seperti survei dsb. Cukup dengan membaca, mengamati lalu memastikan saja. Sy teringat, dulu sy iseng2 memprediksi Anis Baswedan pasti menang jadi Gubernur pas Pilgub DKI, ternyata dugaan sy tak meleset. Prediksi menangnya Anis, bukan muncul begitu saja. Tetapi saya membaca pikiran pikiran Anis melalui buku yang ditulisnya. Juga melihat t

Jujur dan Tulus tak bisa Dikalahkan

with my children niscaya orliniza masyhur Bagiku menarik menulis beberapa penggal kalimat yang disampaikan pengurus pusat LPTNU Prof Dr Maskuri saat beliau mampir di Kampus UNU NTB. Beliau bilang, "Kunci segala sesuatu adalah membangun dengan hati yang jujur dan tulus" Pertanyaanku: masihkah ada orang yang mau melakukan sesuatu secara jujur dan tulus berkorban?  Aku sangsi. Pertanyaan itu rasanya agak sulit dijawab. Apalagi era kehidupan dewasa ini. Di mana kita menemukan kondisi yang kompleks dan dinamis, terlebih lagi bila dikaitkan dengan kebutuhan 'materi'. Yang ada, malah, "Saya kerja ini dapat apa; bagian saya berapa?" Ya, nyatanya begitu.  Prof Maskuri juga bilang, "Intelektual dan rasional yang kuat tak akan bisa kokoh tanpa kekuatan spiritual". Kalau bicara intelektual orang selalu ingin merasionalisasikan segala sesuatu. Kadang yang tak cocok untuk dirasionalisasikan, inginnnya: harus rasional. Untuk itu, kekuatan spiritual ta

Citra Pesantren dan Kecaman untuk Si Herry

Media sejagad dan mungkin juga jutaan ribu orang, menghujat pimpinan Ponpes bernama Herry Wirawan. Tidak mengapa? Dan itu sah-sah saja. Lagian, mulut, mulut kita, akun medsos punya kita dan pikiran, pikiran orang dan kita masing-masing yang bersorak sorai. Silahkan ! Hujat saja. Kecam saja. Penjarakan saja. Itu hak anda masing-masing untuk bersuara. Karena memang dari berbagai segi dia dicap bersalah, melanggar hukum agama dan negara.  Tapi di mata saya, tak berani mengecam terlalu ekstrim bahkan radikal. Sekedar saja. Cukup lah nanti dia berurusan sama yang berwenang dan dia sendiri yang menanggung resiko atas perbuatannya itu terutama sekali dihadapan sang pencipta. Bukankah setiap kita berpotensi untuk berbuat dosa?. Baiknya sekedar saja lah Saya yakin bukan hanya pencabulan yang mengandung dosa. Anda Menipu itu dosa besar. Anda curang, juga dosa besar. Anda  makan hak orang, dosa. Anda tidak bayar keringat orang, dosa. Anda memprovokasi orang biar terjadi keributan juga