Langsung ke konten utama

Main-main dengan PREDIKSI


Prediksi, ilustrasi : sempatbaca.com
_______________________________________
Hal sepele yg sering sy lakukan ketika ada kompetisi seperti perebutan ketua atau musim Pileg adalah menebak nebak siapa yang akan menang. Tebakan itu tak saya lakukan dg riset segala. Palagi survei ketat.

Yang saya lakukan, hanya membaca rekam jejak kondidat sejauh pengetahuan saya prihal figur/sosok yg sy unggulkan. Lalu membandingkannya dg pesaingnya. Setelah itu, lalu sy tarik satu kesimpulan; bahwa si Fulan akan menang. Itu saja. Tidak lebih. 

Sistem menebak2/prediksi itu bagi sy penting. Terlebih kita tak perlu merogoh uang, atau melakukan cara2 ribet n rigid seperti survei dsb. Cukup dengan membaca, mengamati lalu memastikan saja.

Sy teringat, dulu sy iseng2 memprediksi Anis Baswedan pasti menang jadi Gubernur pas Pilgub DKI, ternyata dugaan sy tak meleset. Prediksi menangnya Anis, bukan muncul begitu saja. Tetapi saya membaca pikiran pikiran Anis melalui buku yang ditulisnya. Juga melihat track record dia. 

Jauh sebelum itu, saya juga pernah memprediksi Anas Urbaningrum unggul menjadi ketua Demokrat. Lagi, lagi prediksi saya itu tak meleset. Saya memilih Anas, sebab saya lebih mengenal dia ketimbang pesaingnya. Bukan mengenal, karena saya dikenal, tetapi saya tahu sosoknya, karena melihat sepak terjang dia saat tampil di TV dan membaca tulisan2nya. Saya juga mengenal dia karena saya pernah belajar di HMI. Sbg orang yg pernah belajar di HMI, tentu saya tahu dia. 

Pd Pilbup Lobar, saya mengunggulkan Fauzan Khalid. Setelah pemilihan, Fauzan Khalid mulus jadi Bupati, berpasangan dengan istri Mamiq Dar. 

Pd Pilgub NTB, jauh2 hari sy ngunggulin Zulkiflimansyah. Jauh sebelum Bang Zul diisukan berpasangan dg mantan Bupati Loteng, lalu Bunda Rohmi. Ucapan itu saya sampaikan kepada salah satu teman saat kali pertama melihat baliho besar Bang Zul terpampang di jembatan kali Meninting, tepatnya perbatasan antar Mataram dan Lobar. Eh benar saja, Bang Zul mulus jadi Gubernur. Tapi inget, saya memprediksi satu calon bukan wakil/pasangannya. Dan ingat, jika Pemilu, ketika saya menebak saya tidak melihat partai pendukungnya.

Terakhir, saya memprediksi Nazar Naamy sebagai ketua Tanfidziyah di Lombok Barat yg saat itu bersaing dg Suhaimi Syamsuri. Saya memilih Nazar Naamy karena saya lebih tahu dia ketimbang Bang Emen. Dengan Nazar Naamy, saya tahu dia salah satu akademisi IAIN. Dan dia ngampu salah satu mata kuliah di jurusan saya. 

Dan pada Konfercab XIII, saya kembali mengunggulkan Nazar Naamy. Bahkan saya menulis artikel utuh sehari sebelum Konfercab digelar, tentang dia, dan prediksi saya, bahwa: dia akan menakhodai PCNU di Lombok Barat. Ternyata, sahih juga. Nazar Naamy, kembali memimpin NU di Lobar.

Kali ini, saya akan coba memprediksi siapa yang akan menjadi Ketum PBNU. Di beberapa kanal media, beberapa nama disebut-sebut ikut menjadi calon ketua. Ada nama KH Mustamar (PWNU) Jatim. Lalu KH Yahya Cholil Staquf dan Kiyai Said Aqil Siradj. 

Dulu ketika kiyai Said kali pertama mencalonkan diri jadi ketum PBNU, saya jga menduga dia akan naik di posisi ketua Tanfidziyah. 

Saya menjatuhkan pilihan pada kiyai Said, karena saya lumayan sering pelototin ceramah-ceramah Gus Dur di youtube. Juga membaca buku-buku karya Gus Dur. Selain itu, saya membaca beberapa buku yang ditulis Kiyai Said, baik dalam bentuk buku dan artikel.

Benar saja, setelah muktamar, esoknya banyak media koran yang memberitakan bahwa kiyai Said terpilih. Informasi kemenangannya terpilih, saya baca juga di koran Jawa Pos. Saya tersenyum sendiri. Seakan tak percaya. 

"Bakat juga sy jadi tukang prediksi," aku ketawa. 

Wah..wah..Boleh juga jualan madu sekaligu nyambi jd tukang ramal. hah !

Saya yakin bahwa siapa yg menjadi ketua atau pemimpin dalam organisasi tak bisa dilepaskan dari sejarah masa lalu.

pada Muktamar NU, yg digelar akhir tahun ini, pilihan saya jatuh pd Gus Yahya. Gus Yahya sepertinya akan menakhodai ormas Besar bernama NU. 

Bukan karena Kiyai Said tidak lebih hebat dari Gus Yahya, tp dia sudah waktunya utk istirhat karena sudah 2 priode. Tambahan lgi, di NU itu tak pernah pernh kekurgan stock pemimpin dan org2 hebat.

Lalu, apa?

Iya, kita tunggu hasil muktamar NU, sambil ngopi dan minum madu atau mengkonsumsi apa yang kita suka.

Silahkan anda bermain2 dg prediksi sesuka anda, biar kita melakukan yg sma.hehe. Sehat dan berkah sllu buat kita semua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

salon motor dan Bayang-bayang semu

saat service motor SAYA hanya bisa geleng2 melihat begitu lihai kiri-kanan tangan Hadi--si tukang salon motor, saat mendandani tunggangan sy tadi pagi. Saya singgah ke tempat itu, selepas mengantar anak sekolah. Sehari-hari, Hadi, menghabiskan waktu menyaloni puluhan motor, mobil, aneka merek. Halaman teras rumahnya, ia jadikan tempat berkreativitas. Tak heran, dia tak perlu buru2 dikejar waktu hanya utk berangkat ngantor. Rumah mungil dan sederhana itulah yg ia jadikan tempat mendulang pundi-pundi rupiah. Yg unik bagi saya, Hadi, tidak butuh atribut seperti plank nama untuk promosi tempat kerjanya seperti kita lihat kebanyakan tempat di sektor bisnis (barang-jasa). Dia menggeser simbol2 promosi yg kerap kamuflase, itu dg bukti konkrit (hasil kerja) dan trust dari ratusan pelanggan.  "Saya gak pasang plank saja, insya Allah banyak pelanggan yg datang. Bahkan sy kewalahan. Apalagi salon motor ini, saya bikinin plank," kata  pria yang alumnus salah satu pesantren di

KELUYURAN ; Ajang Menikmati Waktu Senggang

foto : desa wisata Sade KELUYURAN sekiter sini-sini saja selalu bikin saya terkesima. Terkesima dg keunikan budaya, kebiasaan, panorama alam dan yang lain-lain. Apalagi bisa ke banyak tempat nun jauh di sono. Seneng keluyuran, membuat saya bermimpi mengunjungi banyak tempat. Tapi sayang keterbatasan itu kadang membuat langkah sedikit tersendat. Apalagi jika keluyuran ke sana kemari butuh transport, modal, kesiapan dan tetek bengek lainnya. Karenanya, dalam diam, keinginan-keinginan itu terpaksa harus dikubur.  Saat senggang, beberapa waktu lalu, saya nyoba keliling bareng si sulung. Saya awali dari ngajak dia ke museum. Di museum, ia terkaget-kaget melototin barang2 dan aneka macem yg menurut dia aneh. "Kok buku di kerangkeng. Kok ada buaya buatan di kurung dalam kaca," katanya.  "Kok ada foto, kok ada ini itu, di dalam kaca," sambungnya lagi penasaran.  Selepas dari museum, sy ajak lagi ke Sade. Penasarannya kambuh lagi. Kok atap rumah di sini beda ya,

Tembang (HUJAN MALAM MINGGU) dan Pentingnya Sikap REALISTIS

fhoto by : orliniza SAYA gak pernah kepikiran untuk ngopi dengan Capucino (sachetan), karena terbiasa ngopi Hitam. Saya pun gak pernah kepikiran untuk membaca buku berjudul, "Kata adalah Senjata" malam ini. Satu buku lama yg pernah saya beli secara online. Yang ada dalam pikiran saya, sejak dua bahkan tiga hari yang lalu : memenuhi janji bertamu ke rumah seseorang. Tapi apa yang terjadi? Hingga malam ketiga, janji itu tak bisa saya tunaikan. Padahal sedari awal saya siapkan. Justru sebaliknya, saya malah kejebak baca buku, ngopi sembari menikmati hujan malam minggu. Begitulah. Tak semua yg kita pikirkan, rencanakan, bisa terwujud. Justru yang tak terbersit di kepala sama sekali--malah itu yang terjadi ; itu yang kita lakukan. Itu yang kita peroleh. Dari sini, kita bisa mengambil hikmah, bahwa hidup harus kita jalani secara realistis. Hidup itu gak perlu neka-neko. Hidup gak penting membutuhkan seseorang banyak drama, apalagi pencitraan. Hiduplah seadanya, se