Harus ada pergeseran paradigma di jaman edan dunia digital. Saya katakan pergeseran paradigma : semata-mata untuk merubah mind set bahwa teknologi harus dimanfaatkan untuk tujuan kebaikan, kemaslahatan dan kepentingan hidup manusia
PADA Selasa, (08/8), saya dimintai beberapa kawan menyampaikan isi pikiran saya ikhwal perkembangan Digital dan perlunya membangun kecerdasan individu dalam kegiatan Literasi Digital di desa Labulia Loteng.
Hmm..tak lama, saya langsung mengiyakan ajakan kawanku itu.
"Ok, siap," jawabku.
"Labulia".
Saya bergumam.
" Labulia itu tak asing bagi saya. Sewaktu kuliah, saya pernah singgah," pikirku (dalam hati) dengan temen2 kuliah dulu.
Saya mulai cuap-cuap tentang catatan yang saya tulis di bawah ini :
Dahsyatnya perkembangan teknologi digital mengitari hidup. Hidup yang terus mengalir seperti air. Kondisi yang terus bergerak dari waktu ke waktu. Dari masa ke masa. Menyibaknya, kita temukan berbagai hal mengejutkan nan luar biasa. Merenungkannya, otak manusia betapa canggih. Subhanallah luar biasa anugerah Allah pada manusia atas kemampuan berfikir sekaligus mencipta, di salah satu bidang ini : teknologi.
Dalam bertumbuh pesatnya teknologi, hampir semua masyarakat memiliki android dan gadget serta barang mewah nan canggih. Lantas, setiap kita dengan gampang mengakses berbagai flatform digital asal terkoneksi internet. Kita pun dengan mudah berselancar di dunia maya terutama media online, media sosial (dengan berbagai jenisnya) mulai dari facebook, Instagram, twitter, youtube, tiktok, dan banyak lagi yang lain. Seiring itu, tak pelak lagi, hampir semua hal, menyangkut kehidupan kita tak bisa lepas darinya. Mulai dari kebutuhan untuk job, peluang dapet job, urusan hiburan, gaya hidup, artis idola, penceramah idola, hingga tetek bengek urusan lainnya bisa kita peroleh dari berbagai flatform digital yang terkoneksi jejaring internet.
Bila kita kita tak punya kemampuan 'sadar diri' melek digital guna memanfaatkan semua itu, kita tertinggal jauh. Bukan hanya itu, seseorang akan mudah terkena hoax, fitnah dan lainnya. Lebih dari itu berdampak buruk pada kita, baik secara medis, materi, psikologi. Contoh nyata dari kerugian yang kita rasakan adalah kecanduan teknologi. Banyak waktu terbuang sia-sia, sementara yang dihasilkan tidak ada. Bagi anak-anak usia sekolah, selain secara kesehatan mengganggu panca inderanya, psikologi, pertumbuhan juga terganggu.
Untuk itu, seseorang perlu memberdayakan diri di tengah massifnya dunia sekeliling yang serba digital. Harus ada pergeseran paradigma di jaman edan dunia digital. Saya katakan pergeseran paradigma : semata-mata untuk merubah mind set bahwa teknologi harus dimanfaatkan untuk tujuan kebaikan, kemaslahatan dan kepentingan hidup manusia.
Bilamana tak ikut dalam panggung gempita teknologi yang canggih, seorang tertinggal segala hal. Ikut hanyut ke dalamnya pun, kita malah bisa terjebak pada hal-hal yang membawa kesia-sia(an). Sebab, tidak ada yang kita peroleh. Kita tak dapat apa-apa. Inilah titik tekan 'pergeseran paradigma' yang saya maksudkan.
Di tengah dua pilihan yang serba dilema itu, berada dalam arus zaman komunikasi digital: adalah the best choice “pilihan terbaik”.
Maka, keharusan bagi kita untuk sadar dan pandai memanfaatkan teknologi agar bisa menangkap berbagai bentuk peluang positif. Salah satu kesadaran yang bisa kita lakukan sebagai upaya memberdayakan diri dan berdampak sosial, sederet tahapan itu antara lain sebagai berikut :
pertama, ilmu (literasi). Sekumpulan pengetahuan yang bisa menjadi jalan penerang. Agama kita menyebutkan, "Al ilm an-nur". Ilmu itu cahaya. Ia adalah jalan penerang dalam gelap-gulita. Jika tanpa ilmu, kita kian terombang-ambing dalam ketidaktahuan yang mengantarkankan kita : bersikap tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Kedua, dapatkan pendidikan tentang teknologi. Kita bisa melakukannya dengan mengikuti sosialisasi berbasis edukasi di bidang teknologi (seperti yang kita lakukan hari ini). Hal ini bisa menjadi penguatan bagi kita baik secara teori lebih-lebih praktik, lalu mempermudah kita memanfaatkan teknologi yang ada. Perlu diketahui bahwa manusia tidak akan bisa hidup nyaman jika hanya dibekali teknologi canggih. Tanpa pengetahuan dan pendidikan yang memadai, setali tiga uang, tak akan ada artinya. Karenanya, jika memungkinkan sangat disarankan untuk belajar di bidang teknologi.
Ketiga, adaptasi. Perkembangan teknologi tak bisa kita lawan. Yang bisa dilakukan adalah beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di sekeliling kita. Setiap ada teknologi baru muncul, pelajari seperti apa cara kerjanya dan bagaimana cara untuk memanfaatkan teknologi tersebut. Minimal seseorang punya pengetahuan tentangnya. seseorang harus bisa menangkap perubahan di sekitar kita",-Meminjam kalimat judul buku : Menangkap perubahan disekitar kita.
Keempat, bersikap bijak. Saya yakin, kita semua bisa memilah pilah, menimang-nimang, mana sesuatu yang bermanfaat untuk kita lakukan di tengah kemajuan teknologi dan era serba digital dan modern.
Kelima, inovatif dan kreatif. Faktor kelima ini sangat penting untuk menjadi daya dorong agar bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Inovasi dan kreativitas juga saya pikir bagian dari ultivasi manusia untuk tetap eksis dalam perkembangan hidup yang makin modern.
Komentar
Posting Komentar