saat service motor
SAYA hanya bisa geleng2 melihat begitu lihai kiri-kanan tangan Hadi--si tukang salon motor, saat mendandani tunggangan sy tadi pagi.
Saya singgah ke tempat itu, selepas mengantar anak sekolah.
Sehari-hari, Hadi, menghabiskan waktu menyaloni puluhan motor, mobil, aneka merek. Halaman teras rumahnya, ia jadikan tempat berkreativitas.
Tak heran, dia tak perlu buru2 dikejar waktu hanya utk berangkat ngantor. Rumah mungil dan sederhana itulah yg ia jadikan tempat mendulang pundi-pundi rupiah.
Yg unik bagi saya, Hadi, tidak butuh atribut seperti plank nama untuk promosi tempat kerjanya seperti kita lihat kebanyakan tempat di sektor bisnis (barang-jasa). Dia menggeser simbol2 promosi yg kerap kamuflase, itu dg bukti konkrit (hasil kerja) dan trust dari ratusan pelanggan.
"Saya gak pasang plank saja, insya Allah banyak pelanggan yg datang. Bahkan sy kewalahan. Apalagi salon motor ini, saya bikinin plank," kata
pria yang alumnus salah satu pesantren di Lombok Barat.
Dalam sehari, dia bersama 3 karyawannya, bisa mempermak puluhan motor, agar body motor terlihat mulus sedia kala. Dia pun meraup untung yg tak bisa dianggap remeh.
Asal terus diasah, kreativitas memang tak ada matinya. Malah, akan terus berkembang seiring kebutuhan manusia dalam hidupnya.
Hadi yg awalnya, hanya hobi nulis kaligrafi dan jago cat-mengecat plus skill mengcombine warna, seiring waktu dan peluang bisnis, ia mengembangkan keahliannya menjadi : Tukang Salon Motor.
Jadi, Jika motor atau mobil anda lecet, bok motor belah (sobek), pokoknya kendaraan anda lecet parah, lokasi (gambar) di bawah ini, rekomended untuk anda datangi.
Sebentar kemudian, buerr..burrr, dering HP Pertanda pesan WA masuk di HP.
Apakah side siap hadir sharing cerita dalam giat, "Pemberdayaan masyarakat melalui digitalisasi berbasis potensi desa"?
"Jika ada ijin Tuhan, Insya Allah siap," jawabku.
"Jangan lupa kirim, foto terbaik dan NPWP plus slide materi," terang pengirim pesan itu.
Waduuuuuh...ajang promosi madu lagi ini. Momentum ini mesti sy manfaatkan utk jualan.
Sejurus kemudian, pikiran jauh menerawang--membayangkan suatu saat nanti, "Sy tak perlu capek promosi barang lewat medsos. Tapi, pembeli yg berbondong-bondong datang ke rumah membeli aneka kemasan madu punyaku". Apa bisa? Hah.
Komentar
Posting Komentar