Langsung ke konten utama

Tembang (HUJAN MALAM MINGGU) dan Pentingnya Sikap REALISTIS


fhoto by : orliniza

SAYA gak pernah kepikiran untuk ngopi dengan Capucino (sachetan), karena terbiasa ngopi Hitam. Saya pun gak pernah kepikiran untuk membaca buku berjudul, "Kata adalah Senjata" malam ini. Satu buku lama yg pernah saya beli secara online.


Yang ada dalam pikiran saya, sejak dua bahkan tiga hari yang lalu : memenuhi janji bertamu ke rumah seseorang.


Tapi apa yang terjadi? Hingga malam ketiga, janji itu tak bisa saya tunaikan. Padahal sedari awal saya siapkan. Justru sebaliknya, saya malah kejebak baca buku, ngopi sembari menikmati hujan malam minggu.


Begitulah. Tak semua yg kita pikirkan, rencanakan, bisa terwujud. Justru yang tak terbersit di kepala sama sekali--malah itu yang terjadi ; itu yang kita lakukan. Itu yang kita peroleh.


Dari sini, kita bisa mengambil hikmah, bahwa hidup harus kita jalani secara realistis. Hidup itu gak perlu neka-neko. Hidup gak penting membutuhkan seseorang banyak drama, apalagi pencitraan. Hiduplah seadanya, semampu kita. Tentang hidup apa adanya, barangkali bener kata seorang pujangga yang bilang, "enjoy your life without measuring the other".

kejebak ngopi dan baca buku ini, saat hujan malam minggu


Hidup sangat membutuhkan sikap realistis. Begitu banyak orang yang sukses, tetapi karena ia mengabaikan sikap realistis, ia terperosok ke jurang 'kebangkrutan'. Begitu banyak Caleg sudah merasa yakin menang dan dimenagkan 'tim pendukung'-nya tetapi gegara abai sikap realistis, ia yang dulu dua priode dan punya target ini-itu, tumbang oleh lawannya yang saya pikir sangat realistis. Realistis itu menimang-nimang mana yang rasional dan irrasional dan memadukan keduanya secara seimbang. Sikap realistis, menghendaki kita menikmati apa yang kita dapatkan, sembari berikhtiar berjuang untuk bisa mendapati sesuatu yang lebih yang kita inginkan.

Realistis, seperti dijelaskan--Sang empunya hidup. Kata Allah : Alla thatghau fi al miizani (hendaknya keseimbangan itu tidak melampu batas).

Anda bagaimana?

Sampai essai ini selesai, saya pun gak pernah berfikir untuk bikin tulisan. Saya malah mau off, lalu fokus pada pekerjaan lain. Eh...malah yg terjadi lain. hah.

Akhirnya, selamat menikmati hujan, yang sekian lama kita rindukan. Eh..spontan satu tembang berjudul : HUJAN MALAM MINGGU, malah ke-inget begitu saja. Kalimat demi kalimat, dari syair milik ...terngiang begitu saja.

Hujan di Malam Minggu adalah lagu debut grup Bintang Bintang MSC pada album "Kita Semua Sama" dirilis pada tahun 1992.

Berikut penggalan lirik lagu Hujan di Malam Minggu oleh Bintang Bintang MSC. Barangkali cocok nemenin kita saat malam minggu hujan turun.hehe :

Hujan di malam minggu
aku tak datang padamu
Bukan aku tak mau sayang
hujan di malam minggu
Bukan aku tak mau sayang
hujan di malam minggu


Batulayar, malam minggu, 9 Maret 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

salon motor dan Bayang-bayang semu

saat service motor SAYA hanya bisa geleng2 melihat begitu lihai kiri-kanan tangan Hadi--si tukang salon motor, saat mendandani tunggangan sy tadi pagi. Saya singgah ke tempat itu, selepas mengantar anak sekolah. Sehari-hari, Hadi, menghabiskan waktu menyaloni puluhan motor, mobil, aneka merek. Halaman teras rumahnya, ia jadikan tempat berkreativitas. Tak heran, dia tak perlu buru2 dikejar waktu hanya utk berangkat ngantor. Rumah mungil dan sederhana itulah yg ia jadikan tempat mendulang pundi-pundi rupiah. Yg unik bagi saya, Hadi, tidak butuh atribut seperti plank nama untuk promosi tempat kerjanya seperti kita lihat kebanyakan tempat di sektor bisnis (barang-jasa). Dia menggeser simbol2 promosi yg kerap kamuflase, itu dg bukti konkrit (hasil kerja) dan trust dari ratusan pelanggan.  "Saya gak pasang plank saja, insya Allah banyak pelanggan yg datang. Bahkan sy kewalahan. Apalagi salon motor ini, saya bikinin plank," kata  pria yang alumnus salah satu pesantren di

KELUYURAN ; Ajang Menikmati Waktu Senggang

foto : desa wisata Sade KELUYURAN sekiter sini-sini saja selalu bikin saya terkesima. Terkesima dg keunikan budaya, kebiasaan, panorama alam dan yang lain-lain. Apalagi bisa ke banyak tempat nun jauh di sono. Seneng keluyuran, membuat saya bermimpi mengunjungi banyak tempat. Tapi sayang keterbatasan itu kadang membuat langkah sedikit tersendat. Apalagi jika keluyuran ke sana kemari butuh transport, modal, kesiapan dan tetek bengek lainnya. Karenanya, dalam diam, keinginan-keinginan itu terpaksa harus dikubur.  Saat senggang, beberapa waktu lalu, saya nyoba keliling bareng si sulung. Saya awali dari ngajak dia ke museum. Di museum, ia terkaget-kaget melototin barang2 dan aneka macem yg menurut dia aneh. "Kok buku di kerangkeng. Kok ada buaya buatan di kurung dalam kaca," katanya.  "Kok ada foto, kok ada ini itu, di dalam kaca," sambungnya lagi penasaran.  Selepas dari museum, sy ajak lagi ke Sade. Penasarannya kambuh lagi. Kok atap rumah di sini beda ya,