Langsung ke konten utama

Cara Gampang menulis



Ilustrasi : Foto : niscaya orliniza masyhur picture


Ketik (tulis) apa yang ada dalam pikiran. lalu edit (perbaiki), terus sempurnakan. Maka jadilah satu tulisan utuh. Dan jangan lupa rajin membaca


Banyak orang pandai nulis, tapi tak sedikit yang merasa kesulitan mulai nulis. Kalau nulis satu atau dua kalimat, saya pikir gampang. Atau kalau mau bikin paragraf juga tidak terlalu sulit.

Yang sering jadi masalah adalah nulis lebih dari sekedar kalimat dan paragraf atau sebut saja, misalnya sebuah tulisan itu sedikitnya terdiri dari 500 atau maksimal 1000 kata. Kesulitan demi kesulitan kita bisa temukan di situ.

Begini cara saya menulis. Terlepas dari enak dibaca orang atau tidak. Nulis dan terus nulis


Saya kira jika kita mau nulis ada langkah penting yang harus diketahui bagi yang mau belajar atau menekuni dunia tulis-menulis. Misalnya apa sich aktivitas menulis, membuat sebuah tulisan? Ia harus faham dulu itu: ini yang pertama. Lalu kemudian, kita tahu apa itu kalimat dan paragraf. Kalau ini sudah kita fahami, saya yakin menuangkan ide, gagasan dan pikiran yang ada di kepala gampang.

Menulis adalah aktivitas menuangkan ide dan gagasan, pikiran dan perasaan kita ke dalam bentuk tulisan. Jika Tulisan itu sudah jadi, kita jadi tahu, itulah pikiran-pikiran yang ada di kepala kita. Itulah tulisan si penulis, tentang  apa yang ingin dibahas, dinyatakan dalam satu tulisan.

Berdasar pengalaman yang saya lalui, jika seseorang mudah ingin menuangkan pikiran dan gagasannya dalam satu tulisan, singkirkan ‘kebekuan’ sesuatu yang bikin ribet mulai nulis’.
**
Pelan, tapi pasti, kalau terus belajar, insya Allah kualitas tulisan kita pasti ada peningkatan. Intinya, terus mencoba.

Berikut langkah-langkah, bikin nulis jadi tak ribet. Saya menggunakan konsep/teori yaitu KPS. Apa KPS itu? KPS adalah singkatan dari: ketiklah, perbaikilah, sempurnakanlah.

Jika mau menulis, maka pertama, ketiklah !. ketik/tulis apa yang kalian mau tulis, mau topic politik, cinta, pendidikan dan sebagainya. Jika suatu topic, telah selesai ditulis/diketik, lalu bacalah tulisan/apa yang telah diketik tersebut.

Kedua, Perbaikilah. Kan kita sudah ngetik. Anggap saja, satu topik beres kita kerjakan. Tuntaskan. Telah selesai kita ketik (tulis) Nah langkah berikutnya yaitu, perbaikilah. Iya, perbaikilah apa saja yang kita tulis/ketik tadi. Perbaiki, itu tentu, meliputi banyak hal; entah memperbaiki penggunaan kalimat, menyelerasakan kata demi kata, apakah kata yang dipakai dalam suatu kalimat atau paragraf sudah cocok, tepat, selaras. Dan aktivitas-aktivitas lain yang memang cocok disematkan pada kata perintah ‘perbaikilah’ tersebut. Termasuk memantapkan hati untuk memilih/menentukan judul yang tepat untuk tulisan yang kita buat.

Kalau hal kedua sudah kita bereskan. Maka bacalah kembali. Baca ulang, apa yang sudah kita ketik dan perbaiki itu, agar ketika seseorang hendak menuju tangga ketiga yakni sempurnakanlah itu, kesulitan-kesulitan akan mudah kita singkirkan.

Ketiga, sempurnakanlah. Lakukan penyempurnaan terhadap apa yang sudah diketik/ditulis dan diperbaiki itu. Maka, jadilah sebuah tulisan.

Istilah lain dari KPS, juga ada, hanya beda sedikit, yaitu : KES. Apa KES itu? K: Ketik. E: Edit. Dan S: sempurnakan.

Apa yang saya jelaskan di atas, itu hanya tips/trik untuk memulai atau agar kita tidak kebingungan untuk coba menulis.

Nah kalau langkah itu sudah mantap, si calon penulis sudah merasa memahami dan bisa mempraktikkannya, barulah melakukan tahapan-tahapan agar, iya, kita, agak percaya diri, jika tak cenderung atau belum berani mengatakan tulisan kita sedikit berkualitas. Atau tulisan kita sudah baik.

Beberapa hal tersebut yaitu, a) rajin membaca. Dengan memperbanyak baca, tulisan yang kita buat akan lebih baik. b) perkaya bacaan mengenai topik/tema yang akan kita mau tulis. c) teori. Kalau sudah rajin membaca, kemudian mendorong diri untuk terus memperkaya bahan bacaan, barulah kemudian, menggunakan teori. Ke depan, insya Allah kualitas tulisan kita meningkat. Mulailah untuk mencoba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

salon motor dan Bayang-bayang semu

saat service motor SAYA hanya bisa geleng2 melihat begitu lihai kiri-kanan tangan Hadi--si tukang salon motor, saat mendandani tunggangan sy tadi pagi. Saya singgah ke tempat itu, selepas mengantar anak sekolah. Sehari-hari, Hadi, menghabiskan waktu menyaloni puluhan motor, mobil, aneka merek. Halaman teras rumahnya, ia jadikan tempat berkreativitas. Tak heran, dia tak perlu buru2 dikejar waktu hanya utk berangkat ngantor. Rumah mungil dan sederhana itulah yg ia jadikan tempat mendulang pundi-pundi rupiah. Yg unik bagi saya, Hadi, tidak butuh atribut seperti plank nama untuk promosi tempat kerjanya seperti kita lihat kebanyakan tempat di sektor bisnis (barang-jasa). Dia menggeser simbol2 promosi yg kerap kamuflase, itu dg bukti konkrit (hasil kerja) dan trust dari ratusan pelanggan.  "Saya gak pasang plank saja, insya Allah banyak pelanggan yg datang. Bahkan sy kewalahan. Apalagi salon motor ini, saya bikinin plank," kata  pria yang alumnus salah satu pesantren di

KELUYURAN ; Ajang Menikmati Waktu Senggang

foto : desa wisata Sade KELUYURAN sekiter sini-sini saja selalu bikin saya terkesima. Terkesima dg keunikan budaya, kebiasaan, panorama alam dan yang lain-lain. Apalagi bisa ke banyak tempat nun jauh di sono. Seneng keluyuran, membuat saya bermimpi mengunjungi banyak tempat. Tapi sayang keterbatasan itu kadang membuat langkah sedikit tersendat. Apalagi jika keluyuran ke sana kemari butuh transport, modal, kesiapan dan tetek bengek lainnya. Karenanya, dalam diam, keinginan-keinginan itu terpaksa harus dikubur.  Saat senggang, beberapa waktu lalu, saya nyoba keliling bareng si sulung. Saya awali dari ngajak dia ke museum. Di museum, ia terkaget-kaget melototin barang2 dan aneka macem yg menurut dia aneh. "Kok buku di kerangkeng. Kok ada buaya buatan di kurung dalam kaca," katanya.  "Kok ada foto, kok ada ini itu, di dalam kaca," sambungnya lagi penasaran.  Selepas dari museum, sy ajak lagi ke Sade. Penasarannya kambuh lagi. Kok atap rumah di sini beda ya,

Tembang (HUJAN MALAM MINGGU) dan Pentingnya Sikap REALISTIS

fhoto by : orliniza SAYA gak pernah kepikiran untuk ngopi dengan Capucino (sachetan), karena terbiasa ngopi Hitam. Saya pun gak pernah kepikiran untuk membaca buku berjudul, "Kata adalah Senjata" malam ini. Satu buku lama yg pernah saya beli secara online. Yang ada dalam pikiran saya, sejak dua bahkan tiga hari yang lalu : memenuhi janji bertamu ke rumah seseorang. Tapi apa yang terjadi? Hingga malam ketiga, janji itu tak bisa saya tunaikan. Padahal sedari awal saya siapkan. Justru sebaliknya, saya malah kejebak baca buku, ngopi sembari menikmati hujan malam minggu. Begitulah. Tak semua yg kita pikirkan, rencanakan, bisa terwujud. Justru yang tak terbersit di kepala sama sekali--malah itu yang terjadi ; itu yang kita lakukan. Itu yang kita peroleh. Dari sini, kita bisa mengambil hikmah, bahwa hidup harus kita jalani secara realistis. Hidup itu gak perlu neka-neko. Hidup gak penting membutuhkan seseorang banyak drama, apalagi pencitraan. Hiduplah seadanya, se