unk ilustration
Menjadi mahasiswa itu istimewa. Tidak semua orang bisa duduk di bangku kuliah (menjadi mahasiswa), karena itu, momentum menjadi mahasiswa itu harus dimanfaatkan untuk belajar dan berproses di dunia kampus
PAMPLET, brosur, ucapan selamat terhadap kemenangan salah satu alumni, kemudian dua mahasiswa juga staf pengajar FE Ekonomi Islam kampus peradaban bangsa menyebar di beragam media sosial.
Terpilihnya tiga orang menakhodai organisasi yang dikenal berbasis NU itu, secara tidak langsung saya anggap sebagai kemenangan bagi Prodi Ekonomi Islam UNU NTB. Lebih dari itu, bisa menjadi spirit bagi kemajuan keluarga besar fakultas Ekonomi kampus peradaban bangsa.
Mengapa?
Sebab, nakhoda baru di PW IPNU dan PKC PMII Bali-Nusra, mereka semua adalah keluarga FE Prodi EI.
Penasaran siapa mereka?
Pertama, Yusril Ihza Mahendra berhasil sebagai ketua PW IPNU NTB. Yusril sendiri adalah alumni pertama prodi EI UNU NTB. Di masanya, HIMEI tampak begitu menggeliat. Aktivitasnya menghidupi himpunan prodi seperti meninggalkan seberkas cahaya bagi adik-adik mahasiswa, khususnya di lingkungan prodi EI.
Lalu, Baiq Muniah. Perempuan yang akrab disapa Mumun itu, kini masih berstatus mahasiswi FE UNU NTB. Perempuan asal Loteng itu terpilih sebagai PW IPNU. Sementara Herman Jayadi yang terpilih sebagai nakhoda di PKC PMII Bali-Nusra, tak lain dari keluarga besar UNU khususnya di prodi Ekonomi Islam, karena dia menjadi satu staf pengajar di prodi tersebut.
Terpilihnya tiga orang menakhodai organisasi yang dikenal berbasis NU itu, secara tidak langsung saya anggap sebagai kemenangan bagi Prodi Ekonomi Islam UNU NTB. Lebih dari itu, bisa menjadi spirit bagi kemajuan keluarga besar fakultas Ekonomi kampus peradaban bangsa.
Mengapa?
Sebab, nakhoda baru di PW IPNU dan PKC PMII Bali-Nusra, mereka semua adalah keluarga FE Prodi EI.
Penasaran siapa mereka?
Pertama, Yusril Ihza Mahendra berhasil sebagai ketua PW IPNU NTB. Yusril sendiri adalah alumni pertama prodi EI UNU NTB. Di masanya, HIMEI tampak begitu menggeliat. Aktivitasnya menghidupi himpunan prodi seperti meninggalkan seberkas cahaya bagi adik-adik mahasiswa, khususnya di lingkungan prodi EI.
Lalu, Baiq Muniah. Perempuan yang akrab disapa Mumun itu, kini masih berstatus mahasiswi FE UNU NTB. Perempuan asal Loteng itu terpilih sebagai PW IPNU. Sementara Herman Jayadi yang terpilih sebagai nakhoda di PKC PMII Bali-Nusra, tak lain dari keluarga besar UNU khususnya di prodi Ekonomi Islam, karena dia menjadi satu staf pengajar di prodi tersebut.
baca : bernostalgia degan masa kuliah
Saya pikir, keberhasilan mereka duduk manis sebagai ketua di organisasi itu, tidak gampang. Tentu jalan berliku nan terjal pernah dilalui mereka.
Yang menarik juga bagi saya, keterpilihan mereka tidak an sich kemenangan mereka 'sendiri'. Melainkan, harus bisa diterjemahkan sebagai kemenangan bagi keluarga besar Ekonomi Islam. Dan memang makna hakiki dari setiap keberhasilan yang orang raih, mesti bisa menjadi spirit untuk maju.
Saya juga menganggap kemenangan itu, sejarah. Sejarah, bahwa tahun ini, tiga anak muda hebat keluarga besar FE UNU, sukses melenggang--ke kursi kepemimpinan sekaligus melanjutkan estafet kepengurusan di organisasi yang memiliki jaringan sangat luas itu.
Tentu keterpilihan mereka, juga menjadi harapan bagi kami. Apa? Tidak lain dan tiada bukan, agar prodi EI ke depan terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata, khususnya di ranah kampus dan bagi masyarakat pada umumnya.
Selaku keluarga besar FE UNU NTB, sy pribadi berharap, terpilihnya kader2 terbaik itu, kian menjadi spirit perjuangan bagi mahasiswa-mahsiswi UNU untuk tetap optimis menatap masa depan.
Atas kemenangan yg diraih, sy ucapkan selamat.
Oh ya, beberapa saat kemudian, di group keluarga besar mahasiswa EI, juga saya lihat poster mahasiswa bernama Samsul Hadi tertindih. Sebentar kemudian, setelah saya perhatikan, itu ucapan selamat atas keterpilihannya sebagai ketua HIMEI (Himpunan mahasiswa Ekonomi Islam).
One moment in time
Nimbrung di organisasi kemahasiswaan bisa bikin wawasan mahasiswa-mahasiswi luas, lebih tahu cara berinteraksi yang baik, berinteraksi dengan tim, menghargai dan menerima pendapat orang lain. Dengan ini kemudian, bisa mengasah soft skill mahasiswa.
Demikian sederet manfaat mahasiswa-mahasiswi bergelut di dunia organisasi. Lantas, dengan itu, masihkah mahasiswa cenderung ragu untuk belajar dan berproses saat menjadi mahasiswa.
Dalam konteks ini menarik saya kutip lirik tembang milik Whitney Housten. Kata penyanyi terkenal pada masanya itu, "I want one moment in time" (Kuinginkan saat-saat istimewa).
Secara eksplisit, pesan yang hendak saya sampaikan terkait lirik lagi itu kepada pembaca adalah :
"Menjadi mahasiswa itu istimewa. Tidak semua orang bisa duduk di bangku kuliah (menjadi mahasiswa), karena itu, momentum menjadi mahasiswa itu harus dimanfaatkan untuk belajar dan berproses di dunia kampus". Intinya : bagaimana seseorang bisa mengejar sekaligus memanfaatkan momentum.
Jadi, yuk manfaatkan waktu sebaik mungkin. Jadilah inspirasi bagi orang lain. Jadilah orang yang pandai menghargai bukan hanya pandai mengkritisi. Oke,... kritik itu penting, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana kemudian bareng-bareng untuk membangun dan menciptakan perubahan.
Selamat berjuang untuk semua nakhoda baru.
Salam penjual madu.
Komentar
Posting Komentar