Ilustrasi, masyhurblogspot.com
SAYA ngerasa perlu meminjam tema yang diusung Ponpes Al-Aziziyah menyambut usia yang ke-40 pada penghujung tahun ini. "Empat dekade menuju peradaban dunia". Demikian kutipan kalimat itu.
Sebuah tema menggugah. Kren, penuh doa sekaligus visioner. Sebuah pengharapan melalui zikir yang menembus angkasa. Tak lain bertujuan memperluas perkhidmatan bagi nusantara.
Ponpes Al-Aziziyah: Sumber Inspirasi Ummat, Menebar Cahaya Ilmu, dan Kebaikan
Ponpes Al-Aziziyah Kapek Gunungsari genap berusia 40 tahun. Sebuah usia yang matang, penuh dengan pengalaman dan pencapaian. Dalam empat dekade, Al-Aziziyah telah menjadi salah satu lembaga pendidikan agama yang cukup dikenal di pulau Lombok tercinta.
Dengan kehadirannya, Al-Aziziyah telah menebar cahaya ilmu dan kebaikan ke berbagai penjuru. Alumninya menyebar ke berbagai negara, menjadi pendiri pondok pesantren, akademisi, PNS, guru, pendakwah, dan berbagai profesi lainnya.
Alumninya menyebar ke berbagai penjuru. Ia tak hanya menebar cahaya ke lorong-lorong sunyi nan gelap ke berbagai pelosok. Tetapi juga serupa terangnya mentari pagi yang membagi hangat di pagi buta. Mereka semua telah berkhidmat menuntun ummat dan menjadi contoh bagi masyarakat.
Hanya saja, di pikiran saya, tak jadi soal profesinya apa? Harus jadi ini dan itu. Yang penting bagi saya pribadi : Setiap kita (khusus alumni) dapat memberi manfaat bagi kehidupan. Ummat, bangsa dan bernegara. Bisa menebar kebaikan meski dalam lingkaran kecil bernama: Keluarga. Satu kalimat menarik dari kiyai Masduki Ali--sekretaris pribadi Hadratus syekh Hasyim Asyari--menarik saya ketengahkan dalam kaitan: kaum santri setelah menjadi alumni. Kata kiyai Masduqi, "Santri tak semuanya mesti jadi kiyai. Apapun pekerjaannya yang penting ilmunya bermanfaat untuk masyarakat luas".
Kata-kata kiyai di atas itu menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama alumni Al-Aziziyah, untuk terus menebar kebaikan dan manfaat bagi kehidupan.
Dalam rentang usia 40 tahun, Al-Aziziyah telah menghadirkan telaga 'menyejukkan' di tengah hingar bingar dan deru mesin perkembangan teknologi dan kemewahan zaman. Satu masa/kondisi yang sama sekali tak terlintas di benak kita sebelumnya. Dalam kondisi itu, Al-Aziziyah telah mampu menjadi lembaga pendifikan tradisional yang membangkitkan spirit beragama dengan syiar-syiar ribuan alumninya yang turut berdakwah. Suara-suara alumninya menggema, terdengar di berbagai penjuru melalui berbagai panggung dakwah dengan berbagai bentuk.
Ponpes Al-Aziziyah menjadi monumen besar pemikiran sang muassis pertama, Buya Musthofa. Pencapaian-pencapaian yang cukup gemilang itu, bukan cukup sampai di situ. Ada banyak tugas dan tanggungjawab besar yang diemban Ponpes yang didirikan 40 tahun silam itu di masa-masa yang akan datang.
Jaya terus Pondokku, pondok kita semua. Secara pribadi, ada banyak pengalaman mengesankan. Momen-momen yang sulit sirna, lenyap tak terlupakan. Terima kasih keluarga besar Al-Aziziyah, para guru, asatidz yang telah membimbing dan mengajari kami. Semoga kita semua tetap sehat dan senantiasa diberi keberkahan. Amin.
Sebagai alumni, ada banyak pengalaman mengesankan. Momen-momen itu sulit sirna, lenyap. Atau terbang tertiup angin
Milad tahun ini, Ponpes yang sudah mencetak ribuan hafiz ini, mengadakan berbagai kegiatan, acara. Mulai dari kegiatan sosial, edukasi, keagamaan, hingga peningkatan ekonomi melalui gelaran bazar untuk mendorong terciptanya stabilitas ekonomi di tingkat lokal. Rangkaian acara demi acara turut serta memeriahkan perayaan Milad ke-40. Semua kegiatan dibalut dalam nuansa keagamaan, syiar dan dakwah seperti Khotaman, lomba-lomba, pengajian, pawai alegoris dan lainnya.
Doa the best untuk guru-guru kami. Selamat Milad ke-40. Teruslah berkibar. Segala halangan adalah jalan ke titian ilahi.


Komentar
Posting Komentar