Langsung ke konten utama

Ocehan si Dia


ilustrasi, blogger


"Pentingkah beragama?. Seberapa jauh agama itu penting? "


TERKADANG pikiran-pikiran radikal seperti di atas dianggap nyeleneh. Dianggap terlalu berani, dan beresiko. ini bisa dipastikan....?

Tapi sebenarnya, jika ditelusuri, tidaklah demikian.

Ada banyak cendikiawan, intelektual, pemikir yang pernah melontarkan ide, pikiran liar seperti itu. Bahkan lebih liar dari itu. Di Indonesia, misalnya, Gus Dur. Cucu pendiri NU itu pernah bilang, "Al-Quran itu porno". Sebuah pernyataan ngelantur dan sangat kontroversial. Ada juga yang mengungkapkan, "Al-Quran itu mahluk,".

Terdapat juga pernyataan yang bilang begini, "Bisa kah Tuhan membuat sesuatu yang ia sendiri tidak bisa mengangkatnya?". 

Wah, aneh ya. Bener-bener si Dia ini.

Ya begitulah. Sebuah ekspresi keagamaan yang mengungkapkan secara jujur apa yang ada di pikirannya. 

Sebenarnya pernyataan-pernyataan itu biasa-biasa saja. Jika dikaji lebih mendalan, pada hakikatnya, itu sebagai sebuah refleksi. Sebagai upaya seseorang menyadarkan diri secara terus menerus dan sungguh-sungguh memahami lebih mendalam tentang agama yg diyakininya.

Kalau kita mengganggap agama itu penting, kenapa sering kita abaikan nilai-nilai di dalamnya. Kita masih acuh tak acuh terhadap apa yang dilarang agama. 

Idealnya, kalau kita beragama, kita mesti hidup dengan nilai-nilai agama. Di ranah ekonomi, maka nilai-nilai Islam di bidang ekonomi, misalnya, aktivitas kita terhadap pemenuhan kebutuhan hidup semestinya mewarnai sikap dan perilaku kita. Di bidang politik, spirit agama harus senantiasa menjadi landasan dan standar kita bersikap dan berperilaku.  tapi realitasnya kan belum tentu, bila cenderung untuk mengatakan 'tidak'. Tidak sedikit, membajak agama untuk kepentingan ini dan itu.

Agama itu Penting

Manusia perlu beragama. Agama itu kita butuhkan, sebab tanpa agama, kita tidak mampu menjawab : apa sesungguhnya arti hidup?

Jadi, ketika seseorang memilih untuk beragama, mestilah ia taat lagi patuh terhadap agama yang ia dekap intim. 
Yang mengikuti tuntunan agama sedikitpun tidak akan menyesal. Yang bikin nyesel, justru ketika ngikutin nafsu kita, menghalakan segala cara dalam hidup ini.

Pikiran-pikiran itu, terlontar begitu saja.

Ocehan si Dia, memang aneh-aneh.Hah !

Malam kian larut. Ia menyulut sebatang rokok. Senter yang dinyalakannya sedari tadi lupa dimatikan. 

Saya yang nguping Ocehan si Dia, hanya geleng-geleng, tak habis pikir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

salon motor dan Bayang-bayang semu

saat service motor SAYA hanya bisa geleng2 melihat begitu lihai kiri-kanan tangan Hadi--si tukang salon motor, saat mendandani tunggangan sy tadi pagi. Saya singgah ke tempat itu, selepas mengantar anak sekolah. Sehari-hari, Hadi, menghabiskan waktu menyaloni puluhan motor, mobil, aneka merek. Halaman teras rumahnya, ia jadikan tempat berkreativitas. Tak heran, dia tak perlu buru2 dikejar waktu hanya utk berangkat ngantor. Rumah mungil dan sederhana itulah yg ia jadikan tempat mendulang pundi-pundi rupiah. Yg unik bagi saya, Hadi, tidak butuh atribut seperti plank nama untuk promosi tempat kerjanya seperti kita lihat kebanyakan tempat di sektor bisnis (barang-jasa). Dia menggeser simbol2 promosi yg kerap kamuflase, itu dg bukti konkrit (hasil kerja) dan trust dari ratusan pelanggan.  "Saya gak pasang plank saja, insya Allah banyak pelanggan yg datang. Bahkan sy kewalahan. Apalagi salon motor ini, saya bikinin plank," kata  pria yang alumnus salah satu pesantren di

KELUYURAN ; Ajang Menikmati Waktu Senggang

foto : desa wisata Sade KELUYURAN sekiter sini-sini saja selalu bikin saya terkesima. Terkesima dg keunikan budaya, kebiasaan, panorama alam dan yang lain-lain. Apalagi bisa ke banyak tempat nun jauh di sono. Seneng keluyuran, membuat saya bermimpi mengunjungi banyak tempat. Tapi sayang keterbatasan itu kadang membuat langkah sedikit tersendat. Apalagi jika keluyuran ke sana kemari butuh transport, modal, kesiapan dan tetek bengek lainnya. Karenanya, dalam diam, keinginan-keinginan itu terpaksa harus dikubur.  Saat senggang, beberapa waktu lalu, saya nyoba keliling bareng si sulung. Saya awali dari ngajak dia ke museum. Di museum, ia terkaget-kaget melototin barang2 dan aneka macem yg menurut dia aneh. "Kok buku di kerangkeng. Kok ada buaya buatan di kurung dalam kaca," katanya.  "Kok ada foto, kok ada ini itu, di dalam kaca," sambungnya lagi penasaran.  Selepas dari museum, sy ajak lagi ke Sade. Penasarannya kambuh lagi. Kok atap rumah di sini beda ya,

Tembang (HUJAN MALAM MINGGU) dan Pentingnya Sikap REALISTIS

fhoto by : orliniza SAYA gak pernah kepikiran untuk ngopi dengan Capucino (sachetan), karena terbiasa ngopi Hitam. Saya pun gak pernah kepikiran untuk membaca buku berjudul, "Kata adalah Senjata" malam ini. Satu buku lama yg pernah saya beli secara online. Yang ada dalam pikiran saya, sejak dua bahkan tiga hari yang lalu : memenuhi janji bertamu ke rumah seseorang. Tapi apa yang terjadi? Hingga malam ketiga, janji itu tak bisa saya tunaikan. Padahal sedari awal saya siapkan. Justru sebaliknya, saya malah kejebak baca buku, ngopi sembari menikmati hujan malam minggu. Begitulah. Tak semua yg kita pikirkan, rencanakan, bisa terwujud. Justru yang tak terbersit di kepala sama sekali--malah itu yang terjadi ; itu yang kita lakukan. Itu yang kita peroleh. Dari sini, kita bisa mengambil hikmah, bahwa hidup harus kita jalani secara realistis. Hidup itu gak perlu neka-neko. Hidup gak penting membutuhkan seseorang banyak drama, apalagi pencitraan. Hiduplah seadanya, se