Langsung ke konten utama

Mimpi-Mimpi dan Kejadian yang memilukan di sekitar kita


Foto hanya pemanis : saat penulis masih kren dan jadi mahasiswa 


setiap orang punya dunianya sendiri-sendiri. Setiap orang memiliki kebahagiaan masing-masing


MINGGU-Minggu ini, berita kematian hampir tiap hari terdengar di kampung. Terakhir, seorang perempuan yg juga langganan cilok sya di rumah, dipanggil sang pencipta.

Perempuan itu menyusul suaminya. Lelaki yg amat dicintainya itu meninggal setahun lalu. Mendengar itu; duka cita begitu saja bergelayut di dada.

Dua pasangan suami-istri itu meninggalkan seorang putra, yg kini masih duduk di bangku SD.

Kata istriku : 
"sy membayangkan betapa galau bocah ingusan itu ditinggal orang paling berharga dalam hidupnya. Sosok dua orang hebat yg teramat dicintainya itu. "Pasti sedih banget ya kak," kata istriku saat perjalanan ke suatu tempat malam ini. Rasa dingin menyergap dri berbagai penjuru.....

Kepada siapa anak itu, kata istriku melanjutkan--melabuhkan rindunya kini?. "Kepada siapa lagi bocah itu merebahkan tubuhnya, bila ingin merasakan hangatnya pelukan seorang ibu di saat tubuhnya, merasakan dingin yang begitu mengilu kulitnya--selepas bermain hujan," bisiknya lagi. 

Tambahnya lagi, kepada siapa lgi, bocah itu bersikap manja kini, selepas kepergian kedua orang tuanya itu? Kemana ia mengadukan segala hal yg ia alami dan inginkan.

Wadduh. Pernyataan2 yg membuatku diam seperti patung. Sebagai ortu, hati ini terasa disayat sembilu.

Menetes, air mata ini.

"Kok diam kak," katanya sembari menggenggam erat tanganku.

Kuhela nafas.

Sy mulai menanggapi: Yakinlah. Allah telah memberi ia kekuatan. Tuhan telah menyiapkan kebahagiaan pd si bocah itu.  Bukankah, setiap orang punya dunianya sendiri; punya kebahagiaan sendiri2 termasuk si bocah itu.

Doakan sy jadi orang kaya lagi dermawan ya. "Jika sy punya rejeki banyak dan berkah, aku punya mimpi mengayomi dan memelihara anak2 yatim. Akan kubuatkan mereka2 itu, satu tempat yg bisa membuat mereka bahagia dan berani punya mimpi dan cita2 menatap masa depannya," timpalku.

"Amin. Semoga dikabulkan oleh yg maha pengabul do'a y kak," ujarnya. Suara lembut dan khasnya bikin aku dimabuk kepayang.

00

Kata penyanyi cantik Maudy Ayunda, "Hidupkan lagi mimpi mimpi. Cita2. Yg lama kupendam sendiri".

Semoga mimpi2 dan cita2 kita semua dikabulkan Allah. Semoga anak2 yg ada di kampung kita dan mereka ditinggal oleh kedua ortunya, terus dijaga Allah. Semoga mereka berani punya mimpi dan cita2. Semoga orang2 kaya di negeri ini, tak pernah bosan memberikan perhatian pd anak2 yatim, fakir miskin dan dhuafa.

Amin ya rabb. 
Sehat2 kita semua ya. semoga mimpi mimpi kita tercapai.

eh, bicara kematian, sy jadi teringat kata kata filsuf Heidiger, berikut, "The death is untheological". kematian adalah peristiwa teologis yg paling menakutkan. 

kata filsuf lain dari Jerman, menyatakan : kematian mengajarkan pada situasi batas (grenz situationem). karena manusia, memiliki keterbatasan, maka tak ayal, kebaikan demi kebaikan harus ia semaikan dalam hidupnya. tak ada yg lebih berharga dari berbuat baik terhadap sesama. 

semoga kita menjadi orang baik dalam hidup yg sebentar ini. bukan menjadi penipu dan suka menyakiti sesama dg berbagai cara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

salon motor dan Bayang-bayang semu

saat service motor SAYA hanya bisa geleng2 melihat begitu lihai kiri-kanan tangan Hadi--si tukang salon motor, saat mendandani tunggangan sy tadi pagi. Saya singgah ke tempat itu, selepas mengantar anak sekolah. Sehari-hari, Hadi, menghabiskan waktu menyaloni puluhan motor, mobil, aneka merek. Halaman teras rumahnya, ia jadikan tempat berkreativitas. Tak heran, dia tak perlu buru2 dikejar waktu hanya utk berangkat ngantor. Rumah mungil dan sederhana itulah yg ia jadikan tempat mendulang pundi-pundi rupiah. Yg unik bagi saya, Hadi, tidak butuh atribut seperti plank nama untuk promosi tempat kerjanya seperti kita lihat kebanyakan tempat di sektor bisnis (barang-jasa). Dia menggeser simbol2 promosi yg kerap kamuflase, itu dg bukti konkrit (hasil kerja) dan trust dari ratusan pelanggan.  "Saya gak pasang plank saja, insya Allah banyak pelanggan yg datang. Bahkan sy kewalahan. Apalagi salon motor ini, saya bikinin plank," kata  pria yang alumnus salah satu pesantren di

KELUYURAN ; Ajang Menikmati Waktu Senggang

foto : desa wisata Sade KELUYURAN sekiter sini-sini saja selalu bikin saya terkesima. Terkesima dg keunikan budaya, kebiasaan, panorama alam dan yang lain-lain. Apalagi bisa ke banyak tempat nun jauh di sono. Seneng keluyuran, membuat saya bermimpi mengunjungi banyak tempat. Tapi sayang keterbatasan itu kadang membuat langkah sedikit tersendat. Apalagi jika keluyuran ke sana kemari butuh transport, modal, kesiapan dan tetek bengek lainnya. Karenanya, dalam diam, keinginan-keinginan itu terpaksa harus dikubur.  Saat senggang, beberapa waktu lalu, saya nyoba keliling bareng si sulung. Saya awali dari ngajak dia ke museum. Di museum, ia terkaget-kaget melototin barang2 dan aneka macem yg menurut dia aneh. "Kok buku di kerangkeng. Kok ada buaya buatan di kurung dalam kaca," katanya.  "Kok ada foto, kok ada ini itu, di dalam kaca," sambungnya lagi penasaran.  Selepas dari museum, sy ajak lagi ke Sade. Penasarannya kambuh lagi. Kok atap rumah di sini beda ya,

Tembang (HUJAN MALAM MINGGU) dan Pentingnya Sikap REALISTIS

fhoto by : orliniza SAYA gak pernah kepikiran untuk ngopi dengan Capucino (sachetan), karena terbiasa ngopi Hitam. Saya pun gak pernah kepikiran untuk membaca buku berjudul, "Kata adalah Senjata" malam ini. Satu buku lama yg pernah saya beli secara online. Yang ada dalam pikiran saya, sejak dua bahkan tiga hari yang lalu : memenuhi janji bertamu ke rumah seseorang. Tapi apa yang terjadi? Hingga malam ketiga, janji itu tak bisa saya tunaikan. Padahal sedari awal saya siapkan. Justru sebaliknya, saya malah kejebak baca buku, ngopi sembari menikmati hujan malam minggu. Begitulah. Tak semua yg kita pikirkan, rencanakan, bisa terwujud. Justru yang tak terbersit di kepala sama sekali--malah itu yang terjadi ; itu yang kita lakukan. Itu yang kita peroleh. Dari sini, kita bisa mengambil hikmah, bahwa hidup harus kita jalani secara realistis. Hidup itu gak perlu neka-neko. Hidup gak penting membutuhkan seseorang banyak drama, apalagi pencitraan. Hiduplah seadanya, se