Langsung ke konten utama

SEGUDANG MANFAAT DAUN SINGKONG


JIKA malas beli sayur, saya kerap memanfaatkan tanaman kebun yang bisa dijadikan sayur untuk nambah-nambbah lauk. Daun kelor terutama. Ini terlalu sering saya manfaatkan untuk bikin sayur. Karena simple.

Tapi kali ini, saya memilih daun singkong, untuk tambahan lauk. Daun singkong saya petik sembari menunggu pemanjat kelapa kelar memetik 'panen' kelapa pagi ini. Kalau tukang panjat selesai--buah kelapa yang jatuh, saya kumpulkan di satu titik. Biar gampang saya angkut dan naikkan ke mobil Pick Up yang sudah siap.

Daun singkong jenis ini, enak untuk sayur. Sangat pas disandingkan dg berbagai jenis ikan, daging. Juga tahu dan tempe serta yg lain. "Kalau mau tensi darah bapak cepet naik, konsumsi daun singkong untuk sayur saja" kata Dokter saat sy periksa beberapa waktu lalu.

"Selain enak untuk sayur, mantap juga untuk kesehatan," tambah dokter itu tersenyum. Hmm. Kren ini.

Alhamdulillah nge-buruh kali ini berkah. Arak pisang, kelapa muda, daun singkong. Semoga sejahtera petani kebun.

Untuk Kesehatan

Tak hanya buah, daun singkong juga ternyata menyimpang banyak manfaat untuk kesehatan. Antara lain, bisa meningkatkan nafsu makan. Selain itu, daun singkong juga dikenal sebagai lalapan yang enak. 

Daun singkong mempunyai banyak nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Sehingga tidak heran daun singkong menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan. 

Singkong merupakan tanaman yang memiliki jumlah kalori yang cukup. Dibandingkan dengan buahnya, daun singkong lebih bermanfaat. 

Dilansir kontan.id, berikut sederet manfaat daun singkong yaitu : cocok untuk Bumil, cocok untuk sakit kepala, mengobati diare, menambah nafsu makan. Serta banyak lagi yang lain.

So, manfaatkan halaman sekitar dengan tanaman yang bermanfaat. Entah cabe, pohon kelor, mangga, singkong dan lainnya. Semua punya segudang manfaat. Apalagi daun SINGKONG.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

salon motor dan Bayang-bayang semu

saat service motor SAYA hanya bisa geleng2 melihat begitu lihai kiri-kanan tangan Hadi--si tukang salon motor, saat mendandani tunggangan sy tadi pagi. Saya singgah ke tempat itu, selepas mengantar anak sekolah. Sehari-hari, Hadi, menghabiskan waktu menyaloni puluhan motor, mobil, aneka merek. Halaman teras rumahnya, ia jadikan tempat berkreativitas. Tak heran, dia tak perlu buru2 dikejar waktu hanya utk berangkat ngantor. Rumah mungil dan sederhana itulah yg ia jadikan tempat mendulang pundi-pundi rupiah. Yg unik bagi saya, Hadi, tidak butuh atribut seperti plank nama untuk promosi tempat kerjanya seperti kita lihat kebanyakan tempat di sektor bisnis (barang-jasa). Dia menggeser simbol2 promosi yg kerap kamuflase, itu dg bukti konkrit (hasil kerja) dan trust dari ratusan pelanggan.  "Saya gak pasang plank saja, insya Allah banyak pelanggan yg datang. Bahkan sy kewalahan. Apalagi salon motor ini, saya bikinin plank," kata  pria yang alumnus salah satu pesantren di

KELUYURAN ; Ajang Menikmati Waktu Senggang

foto : desa wisata Sade KELUYURAN sekiter sini-sini saja selalu bikin saya terkesima. Terkesima dg keunikan budaya, kebiasaan, panorama alam dan yang lain-lain. Apalagi bisa ke banyak tempat nun jauh di sono. Seneng keluyuran, membuat saya bermimpi mengunjungi banyak tempat. Tapi sayang keterbatasan itu kadang membuat langkah sedikit tersendat. Apalagi jika keluyuran ke sana kemari butuh transport, modal, kesiapan dan tetek bengek lainnya. Karenanya, dalam diam, keinginan-keinginan itu terpaksa harus dikubur.  Saat senggang, beberapa waktu lalu, saya nyoba keliling bareng si sulung. Saya awali dari ngajak dia ke museum. Di museum, ia terkaget-kaget melototin barang2 dan aneka macem yg menurut dia aneh. "Kok buku di kerangkeng. Kok ada buaya buatan di kurung dalam kaca," katanya.  "Kok ada foto, kok ada ini itu, di dalam kaca," sambungnya lagi penasaran.  Selepas dari museum, sy ajak lagi ke Sade. Penasarannya kambuh lagi. Kok atap rumah di sini beda ya,

Tembang (HUJAN MALAM MINGGU) dan Pentingnya Sikap REALISTIS

fhoto by : orliniza SAYA gak pernah kepikiran untuk ngopi dengan Capucino (sachetan), karena terbiasa ngopi Hitam. Saya pun gak pernah kepikiran untuk membaca buku berjudul, "Kata adalah Senjata" malam ini. Satu buku lama yg pernah saya beli secara online. Yang ada dalam pikiran saya, sejak dua bahkan tiga hari yang lalu : memenuhi janji bertamu ke rumah seseorang. Tapi apa yang terjadi? Hingga malam ketiga, janji itu tak bisa saya tunaikan. Padahal sedari awal saya siapkan. Justru sebaliknya, saya malah kejebak baca buku, ngopi sembari menikmati hujan malam minggu. Begitulah. Tak semua yg kita pikirkan, rencanakan, bisa terwujud. Justru yang tak terbersit di kepala sama sekali--malah itu yang terjadi ; itu yang kita lakukan. Itu yang kita peroleh. Dari sini, kita bisa mengambil hikmah, bahwa hidup harus kita jalani secara realistis. Hidup itu gak perlu neka-neko. Hidup gak penting membutuhkan seseorang banyak drama, apalagi pencitraan. Hiduplah seadanya, se