Langsung ke konten utama

Nilai Islam dalam Ilmu Pengetahuan

foto : pemilik blog



Pengilmuan Islam berupaya memasukkan nilai nilai Islam
dalam jabaran suatu ilmu pengetahuan


Kian terasa dinamika dan perkembangan ekonomi syariah saat ini. Ekonomi Syariah (ES) dikembangkan berdasarkan konsep keislaman.

Seiring perkembangan IPTEK, berbagai bidang aspek kehidupan, termasuk bidang ekonomi, khususnya konsep ES terus mengejewantah, mewarnai pemikiran publik tentang sistem ekonomi, baik tataran konsep dan praktik.

Ada konsep ekonomi (konvensional) yang lebih dekat dengan pendekatan kuantitatif. Juga ada intuitif dan kualitatif lebih dekat dengan ekonomi syariah. ES dan EK punya kitab andalan 'sendiri-sendiri'.

Ada kesamaan sistem dari keduanya atau juga sistem ekonomi yang lain seperti Sosialis. Masing-masing sistem satu sama lain saling melengkapi.

Tak ada sistem ekonomi di dunia ini yang benar-benar menjadi rule model dan harus dielu-elukan sebagai sistem ekonomi satu-satunya yang paling baik. Kita menganggap Sosialis, tidak juga. Apalagi Kapitalisme, yang menyimpan banyak hal buruk dan bisa membawa petaka bagi kehidupan manusia. Nah disinilah letak istimewanya Ekonomi syariah. Sebagai konsep ekonomi yang ilahiyah, ES tidak terlalu ke kiri. Juga ke kanan. Melainkan memilih jalan 'tengah'.
Hebatnya lagi, ES mengandung nilai-nilai kehidupan yang tak dimiliki konsep ekonomi lainnya.

Sayangnya, ES, masih belum solid. Harus terus menerus disebarluaskan, disosialisasikan agar diketahui masyarakat umum. Berbagai bentuk kegiatan:kajian, diskusi dan seminar memungkinkan tersebarluasnya gagasan ide dan pemikiran ES. ES pun kemudian bisa menjadi ikhtiar bersama untuk dikembangkan, baik secara pribadi dan lingkungan yang lebih luas ruang lingkupnya. Tak bisa sendirian, melainkan harus bersama.

ES tak hanya sekedar ilmu, tetapi juga cita-cita ilmu (meminjam kalimat Ekonom Australia, Jack Austria).

Harus ada proses Pengilmuan Islam, kata alm Kuntowijoyo. Bagi Kuntowijoyo, Pengilmuan Islam berupaya memasukkan nilai nilai Islam dalam jabaran suatu ilmu pengetahuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

salon motor dan Bayang-bayang semu

saat service motor SAYA hanya bisa geleng2 melihat begitu lihai kiri-kanan tangan Hadi--si tukang salon motor, saat mendandani tunggangan sy tadi pagi. Saya singgah ke tempat itu, selepas mengantar anak sekolah. Sehari-hari, Hadi, menghabiskan waktu menyaloni puluhan motor, mobil, aneka merek. Halaman teras rumahnya, ia jadikan tempat berkreativitas. Tak heran, dia tak perlu buru2 dikejar waktu hanya utk berangkat ngantor. Rumah mungil dan sederhana itulah yg ia jadikan tempat mendulang pundi-pundi rupiah. Yg unik bagi saya, Hadi, tidak butuh atribut seperti plank nama untuk promosi tempat kerjanya seperti kita lihat kebanyakan tempat di sektor bisnis (barang-jasa). Dia menggeser simbol2 promosi yg kerap kamuflase, itu dg bukti konkrit (hasil kerja) dan trust dari ratusan pelanggan.  "Saya gak pasang plank saja, insya Allah banyak pelanggan yg datang. Bahkan sy kewalahan. Apalagi salon motor ini, saya bikinin plank," kata  pria yang alumnus salah satu pesantren di

KELUYURAN ; Ajang Menikmati Waktu Senggang

foto : desa wisata Sade KELUYURAN sekiter sini-sini saja selalu bikin saya terkesima. Terkesima dg keunikan budaya, kebiasaan, panorama alam dan yang lain-lain. Apalagi bisa ke banyak tempat nun jauh di sono. Seneng keluyuran, membuat saya bermimpi mengunjungi banyak tempat. Tapi sayang keterbatasan itu kadang membuat langkah sedikit tersendat. Apalagi jika keluyuran ke sana kemari butuh transport, modal, kesiapan dan tetek bengek lainnya. Karenanya, dalam diam, keinginan-keinginan itu terpaksa harus dikubur.  Saat senggang, beberapa waktu lalu, saya nyoba keliling bareng si sulung. Saya awali dari ngajak dia ke museum. Di museum, ia terkaget-kaget melototin barang2 dan aneka macem yg menurut dia aneh. "Kok buku di kerangkeng. Kok ada buaya buatan di kurung dalam kaca," katanya.  "Kok ada foto, kok ada ini itu, di dalam kaca," sambungnya lagi penasaran.  Selepas dari museum, sy ajak lagi ke Sade. Penasarannya kambuh lagi. Kok atap rumah di sini beda ya,

Tembang (HUJAN MALAM MINGGU) dan Pentingnya Sikap REALISTIS

fhoto by : orliniza SAYA gak pernah kepikiran untuk ngopi dengan Capucino (sachetan), karena terbiasa ngopi Hitam. Saya pun gak pernah kepikiran untuk membaca buku berjudul, "Kata adalah Senjata" malam ini. Satu buku lama yg pernah saya beli secara online. Yang ada dalam pikiran saya, sejak dua bahkan tiga hari yang lalu : memenuhi janji bertamu ke rumah seseorang. Tapi apa yang terjadi? Hingga malam ketiga, janji itu tak bisa saya tunaikan. Padahal sedari awal saya siapkan. Justru sebaliknya, saya malah kejebak baca buku, ngopi sembari menikmati hujan malam minggu. Begitulah. Tak semua yg kita pikirkan, rencanakan, bisa terwujud. Justru yang tak terbersit di kepala sama sekali--malah itu yang terjadi ; itu yang kita lakukan. Itu yang kita peroleh. Dari sini, kita bisa mengambil hikmah, bahwa hidup harus kita jalani secara realistis. Hidup itu gak perlu neka-neko. Hidup gak penting membutuhkan seseorang banyak drama, apalagi pencitraan. Hiduplah seadanya, se