unk picture
mimpi itu tak realistis. tapi memang mimpi itu indah, seru dan menegangkan
Selepas Bukber kemarin, satu jam sebelum sahur, saya tertidur. Malam itu malam yg beda. Sebab, saya menginap di suatu rumah. Letaknya di daratan tinggi kawasan pegunungan. Tidur terasa pulas.
"Kamu harus ku bunuh. Sy adalah pembunuh. Ngeri juga. Kok saya jadi pembunuh ya?"
Ternyata mimpi.
Baru kali pertama mimpi begitu. Saya baru sadar, ketika istri membangunkanku sahur. "Hah ! Ternyata mimpi," gumamku lagi.
Saya pikir lailatul qadr?
Selepas sahur, sembari nungguin imsak, saya menghisap sebatang rokok dan minum segelas madu.
Begitu imsak lalu azan subuh, segera ambil wudhu. Sesaat kemudian tidur lagi.
Adduh mimpi lagi.
Dalam mimpi itu, saya berada di ketinggian. Tergelantung tangga yang terbuat dari tali dan saya berada diantara tali tangga yang mengapung di udara. Kupegang erat tali itu agar tak jatuh. Begitu kukuatkan kedua tangan, terpaan badai seakan membuatku jatuh dari ketinggian. Tapi, aku terus berupaya agar tak jatuh sambil berteriak ke penjuru langit : "Tolong....tolong". Kurasakan suasana begitu mencekam. Tubuhku kaku dan nyeri.
Apa ini lailatul qadr?
Ah, ternyata mimpi. Kira2 maknanya apa ya?
Nafasku terhenti seketika.
Kulihat jarum jam, pukul 08.15 pagi.
Segera kusiapkan cucian yang hendak kujemur. Dari jauh, sinar mentari memantul keras.
Hari yang cerah. Alhamdulillah.
"Kamu harus ku bunuh. Sy adalah pembunuh. Ngeri juga. Kok saya jadi pembunuh ya?"
Ternyata mimpi.
Baru kali pertama mimpi begitu. Saya baru sadar, ketika istri membangunkanku sahur. "Hah ! Ternyata mimpi," gumamku lagi.
Saya pikir lailatul qadr?
Selepas sahur, sembari nungguin imsak, saya menghisap sebatang rokok dan minum segelas madu.
Begitu imsak lalu azan subuh, segera ambil wudhu. Sesaat kemudian tidur lagi.
Adduh mimpi lagi.
Dalam mimpi itu, saya berada di ketinggian. Tergelantung tangga yang terbuat dari tali dan saya berada diantara tali tangga yang mengapung di udara. Kupegang erat tali itu agar tak jatuh. Begitu kukuatkan kedua tangan, terpaan badai seakan membuatku jatuh dari ketinggian. Tapi, aku terus berupaya agar tak jatuh sambil berteriak ke penjuru langit : "Tolong....tolong". Kurasakan suasana begitu mencekam. Tubuhku kaku dan nyeri.
Apa ini lailatul qadr?
Ah, ternyata mimpi. Kira2 maknanya apa ya?
Nafasku terhenti seketika.
Kulihat jarum jam, pukul 08.15 pagi.
Segera kusiapkan cucian yang hendak kujemur. Dari jauh, sinar mentari memantul keras.
Hari yang cerah. Alhamdulillah.
Komentar
Posting Komentar