buku karya bapak Samsul Hadi
DEMOKRATISASI BERAGAMA.
Iya. Demikian judul buku bersampul dominan warna merah itu.
Judul buku cukup seksi dan agak berat itu ditulis ust Syamsul Hadi, salah satu penyuluh agama kemenag Lobar asal Kecamatan Batulayar.
Hasil pemikiran pak KUA, demikian dia kerap dipanggil, bagi saya tidak hanya seksi tapi juga sensitif. Terlebih lagi, jika demokrasi dihubung-hubungkan agama.
Iya, kalau bagi kalangan nahdlyin, atau setidak2nya yg punya pemikiran terbuka, buku ini biasa2 saja. Sebab ini isu yg memang telah bergulir lama. Tpi jika pd kelompok2 tertentu, boleh jadi buku yg ditulis ketua Alumni Santri Nurul Hakim di gumi patut patuh patju itu, judulnya akan dihujani kritik.
Hah sudahlah. Kritik mengkritik itu kan biasa. Beda2 dikit sy pikir gak masalah.
Bagi sy buku itu cukup bagus. Isinya mendedahkan bahwa ternyata, perbedaan itu bukan alasan bercerai berai. Perbedaan itu alat pemersatu. Justru dg perbedaan hidup ini indah.
Si Penulis yg murah senyum itu memotret kelurahan Klojen, Kec Klojen, kota Malang. Ia berpandangan sekaligus menemukan hal baru, unik dan menarik di Klojen tentang potret demokratisasi beragama.
Buku ini, layak kita baca, di tengah isu perbedaan, sikap intoleran antar sesama pemeluk agama yg belakangan menguras emosi publik.
**
Malam kian larut. Hujan saban hari turun deras. Ini kondisi yg kdang bikin kita malas keluar rumah dan nongkrong di warung kopi ketawa ketiwi.
Entahlah, tapi yg muda mudi dan sedang dilanda asmara n rindu berat, kalau untuk si brtemu si doi, barangkali tak akan berpikir dua kali. Jika diajak menukar rindu dan rayuan di kedai2 kopi oleh sang kekasih, tanpa berlama lama, dia pasti berkata : EVERYTHING I DO.
Yg malas keluar rumah selepas pulang kantor atau kerja dan tetap stay di rumah, enaknya ya: ngopi, menghisap tembakau, baca buku dan menemani anak dan istri.
Betapapun buku yg ditulis pria kelahiran Sandik itu harus diapresiasi. Ini buku bagus. Menambah khazanah pemikiran kita. Buku ini, lgsung dikasi penulisnya--saat di suatu malam sy sempat mampir silaturrahim. Karya ini bsa menjadi setrum bagi para santri dan alumnus Ponpes Nurul hakim Kediri untuk bisa berkarya.
Jauh sebelum itu, Abun Shafwan telah memberi contoh. Semasa hidup, beliau juga adalah tokoh yg tak hanya seorang orator yg menyejukkan, tetapi juga sosok yg bila kita membaca pemikiran2nya melalui karya yg ia torehkan, bak seberkas cahaya yg membuat terang sekitar.
Malam kian larut. Hujan saban hari turun deras. Ini kondisi yg kdang bikin kita malas keluar rumah dan nongkrong di warung kopi ketawa ketiwi.
Entahlah, tapi yg muda mudi dan sedang dilanda asmara n rindu berat, kalau untuk si brtemu si doi, barangkali tak akan berpikir dua kali. Jika diajak menukar rindu dan rayuan di kedai2 kopi oleh sang kekasih, tanpa berlama lama, dia pasti berkata : EVERYTHING I DO.
Yg malas keluar rumah selepas pulang kantor atau kerja dan tetap stay di rumah, enaknya ya: ngopi, menghisap tembakau, baca buku dan menemani anak dan istri.
Betapapun buku yg ditulis pria kelahiran Sandik itu harus diapresiasi. Ini buku bagus. Menambah khazanah pemikiran kita. Buku ini, lgsung dikasi penulisnya--saat di suatu malam sy sempat mampir silaturrahim. Karya ini bsa menjadi setrum bagi para santri dan alumnus Ponpes Nurul hakim Kediri untuk bisa berkarya.
Jauh sebelum itu, Abun Shafwan telah memberi contoh. Semasa hidup, beliau juga adalah tokoh yg tak hanya seorang orator yg menyejukkan, tetapi juga sosok yg bila kita membaca pemikiran2nya melalui karya yg ia torehkan, bak seberkas cahaya yg membuat terang sekitar.
Komentar
Posting Komentar