Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Komitmen Itu MAHAL

"Tidak ada yg lebih mahal dari komitmen. Tidak ada yang lebih mahal dari spirit," Saya pikir untaian kata yang disampaikan Rektor UNU Baiq Mulianah pada giat tasyakuran Sabtu (11/9) itu menarik. Saya sendiri seiya-sekata, mengamini ujaran ibu Rektor.  Mengapa saya begitu mudahnya terpesona sekaligus mengamini pernyataan itu? Alasan saya simple: tanpa komitmen seringkali rencana, ide dan gagasan besar, buyar seketika. Tidak jarang, janji-janji dan keinginan bersama baik janji lisan apalagi janji tertulis, karena melangggar komitmen, justru kelompok yang tadinya 'satu kesatuan' terbelah seperti dua kubu yang bertikai. Fakta membuktikan: sebab dilanggarnya komitmen ada organisasi itu dan ini. Ada partai si itu dan si ini. Kalau sudah begini kan repot. Apalagi jika para elitnya yang bertikai, masyarakat bisa bingung tujuh keliling. Tanpa komitmen pula, antar individu dalam satu tim, bisa saling tidak percaya.  Satu hal yang tak kalah penting, setelah komitmen

CUKUP

Merasa cukup itu susah. Ribet. Tapi jika anda bisa, imbasnya luar biasa. Dan anda adalah sosok luar biasa. Langka. Cukup untuk mencintai kecuali hanya pada sang pencipta. Cukup untuk terlalu menyibukkan diri, kecuali hanya kepada Allah. Cukup untuk percaya, kecuali hanya kepada sang pencipta. Cukup untuk makan dan minum, karena jika berlebihan Anda akan memuntahkan apa yang telah bikin anda kenyang. Cukup untuk istirahat, sebab jika berlebihan anda kategori orang pemalas. Cukup untuk bekerja, memiliki harta, sebab jika tidak, bisa menjerumuskan pada tumbuhnya benih-benih al-hubbud al-dunya. Cukup untuk mengumbar janji, sebab jika tidak, anda masuk kategori orang munafik. Cukup untuk merenung, sebab jika tidak, anda akan cepat dirasuki. Jika begini, maka rukiyah solusinya.haha. Cukup untuk menyanjung, sebab jika tidak, anda akan terjerumus pada fanatisme buta. Cukup untuk belajar, sebab jika tidak anda akan berlagak sok pintar. Jadi, merasa cukup itu luar biasa. Me